Sabtu, 25 Januari 2014

Riset Psikologi: Apa Kata Psikolog soal "Foto Narsis" di Jejaring Sosial?

Selfie atau memotret diri sendiri untuk kemudian mengunggahnya ke jejaring sosial saat ini menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan, istilah selfie kini sudah masuk dalam kamus dan ditempatkan sebagai Oxford English Dictionary's 2013 Word of The Year.

Perilaku narsisme di media sosial ini pun sudah berlaku universal. Tak cuma
masyarakat biasa, kalangan elite seperti presiden, pejabat, dan selebriti pun sudah ketularan perilaku ini. Survei dari Pew Internet & American Life Project menyatakan, 54 persen pengguna internet punya kebiasaan mengunggah potret dirinya ke dalam Facebook, Twitter, atau jejaring sosial lainnya.
Menurut psikolog dan direktur Media
Psychology Research Center, Dr Pamela Rutledge, keinginan memotret, mem- posting , dan mendapatkan "likes" dari situs jejaring sosial merupakan hal yang
wajar pada setiap orang.

“Keinginan ini dipengaruhi rasa kita
pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. Secara biologis, pengakuan sosial merupakan kebutuhan, bahkan ada area
pada otak yang dikhususkan untuk
aktivitas sosial,”  kata Rutledge.

"Wabah" selfie sebetulnya tidak dimulai saat marak penggunaan smartphone. Menurut info BBC, selfie pertama kemungkinan dilakukan di tahun 1800-an menggunakan cermin atau menggunakan self-timer . Selfie kala itu tidak melibatkan obyek tunggal seperti saat ini, tetapi dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga.

Beberapa melakukan ide kreatif,
misalnya dengan menggunakan cermin, untuk mendapatkan gambar terbaik dirinya. Namun dengan teknologi yang kian berkembang, selfie semakin maju hingga tak bisa lagi diprediksi. Gaya yang digunakan semakin beragam baik menggunakan cermin seperti tahun 1800-an, atau membalikkan kamera. Di awal era media sosial, foto dikirim untuk
teman atau demi kesenangan semata.

Efek selfie Menurut pendapat beberapa ahli, selfie ternyata memiliki dampak negatif dan positif. Penelitian di Inggris menyatakan, membagi terlalu banyak foto ke jejaring sosial termasuk foto selfie , berpotensi memperburuk hubungan atau membuat pengunggah foto kurang disukai.

“Peneliti kami menemukan, seseorang
yang secara berkala mem- posting foto miliknya di media sosial berisiko
membahayakan hubungannya di
kehidupan nyata,”  kata pimpinan riset Dr David Houghton.

Hal ini menurut Houghton dikarenakan tidak semua
orang berhubungan baik dengan orang yang mem- posting foto personalnya.

Beberapa ahli menyatakan, mem-
posting foto di jejaring sosial termasuk foto selfie , bisa memengaruhi karakter dan tingkah laku orang dewasa. Misalnya untuk narsis, yang ditemukan pada beberapa selfie, obyek dalam keadaan bersenang-senang. Meski
begitu, peneliti menganggap selfie bisa
menimbulkan kesan kesendirian yang
amat dalam pada obyek foto.
Bagaimanapun, sejumlah psikolog
berpendapat, selfie tak sepenuhnya
hanya menguntungkan diri sendiri.
Psikolog Peggy Drexler menganggap,
selfie bisa menguntungkan banyak
orang bila digunakan dengan tepat.
Misalnya foto seusai menjalankan
kebiasaan hidup sehat dibanding
sebelumnya.
Dengan kata lain, orang yang kerap
selfie bisa berperan sebagai penyebar
pesan positif dan artistik ke populasi
yang lebih luas, seperti halnya seorang fotografer. Dengan hal itu pula, selfie dapat dibedakan dari cara pria dan wanita mengambil foto.

Menurut Rutledge, bila dilakukan dengan benar, selfie bisa menjadi cara mengeksplorasi kepercayaan diri. “Saya percaya selfie bisa memberi dukungan pada orang dengan cara berbeda. Pada wanita misalnya, ketika dia merasa terpuruk, selfie membantu mereka melihat keadaan tersebut sebagai sesuatu yang normal, sama halnya pada pria,” ujarnya.

Secara umum Rutledge mengatakan,
selfie intinya adalah menciptakan
keseimbangan dan membuka pikiran kita untuk mengerti. Menurut Rutledge, ada sisi menguntungkan yang diperoleh bila melakukan selfie dengan benar. Bila merasa lebih baik dengan selfie , tentu hal ini baik untuk memperbaiki kondisi psikologis seseorang.

Sumber :
www.huffingtonpost.com

Riset Medis: Ini Sebabnya Orang yang Makin Tua Semakin Mudah Gemuk.

Menjadi gemuk ketika menginjak usia
paruh baya bagaikan kutukan bagi
mayoritas orang. Banyak pria dan
wanita yang menjadi semakin gemuk
seiring dengan pertambahan usia.
Padahal, dulunya mereka memiliki tubuh ideal ketika masih muda. Apa sebabnya?

Para ilmuwan mengatakan, tinggal satu langkah lagi bagi mereka untuk dapat menguak misteri tersebut. Mereka percaya, semakin mudah gemuk ketika dewasa disebabkan karena ada jenis lemak yang mejadi kurang aktif seiring dengan pertambahan usia seseorang.

Ada dua jenis lemak yang ada di dalam tubuh. Jenis pertama yakni lemak putih yang bersifat jahat. Lemak tersebut menumpuk pada tubuh karena terlalu banyak makan dan mengendap di perut dan paha. Jenis kedua yakni lemak cokelat yang baik. Lemak cokelat meningkatkan metabolisme dan menghasilkan panas sehingga lemak putih yang jahat bisa berkurang.

Bayi memiliki lemak cokelat di sekitar
bahu mereka, berfungsi membantu
mempertahankan suhu tubuh setelah
kelahiran. Sampai sebelum ini, para
ilmuwan mengira lemak tersebut
perlahan menghilang selama masa
pertumbuhan karena tidak lagi
diperlukan tubuh. Padahal lemak itu
terus ada bahkan ketika seseorang
telah dewasa, dan wanita memiliki lebih banyak lemak cokelat dibanding pria.

Sebuah studi terbaru di Jepang
menemukan bahwa semakin tua usia
seseorang, aktivitas termogenik atau
produksi panas dari lemak cokelat mulai berkurang. Lemak baik tersebut menjadi kurang aktif sehingga lebih sedikit membakar lemak jahat. Itulah mengapa orang yang lebih dewasa rentan terkena kegemukan dibanding para pemuda.

"Adalah keluhan biasa, ketika orang tua harus berusaha dua kali lebih keras dalam diet dan olahraga untuk
mendapatkan setengah dari hasil yang diperoleh mereka yang lebih muda," ungkap Dr Gerald Weissmann, kepala
editor FASEB Journal. Demikian disadur
dari Daily Mail, Kamis (9/1/2014).

Semakin gemuk seiring bertambahnya
usia bukan merupakan sebuah
keniscayaan. Orang masih bisa memiliki bobot ideal meski usinya telah lanjut.
Untuk menyiasati kurang aktifnya
lemak cokelat, orang yang lebih tua
harus mengonsumsi lebih banyak sayur, mengurangi lemak, memperbanyak konsumsi portein tanpa lemak, juga memperbanyak olahraga.

"Kini kami lebih mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Ternyata lemak cokelat berhenti bekerja seiring pertambahan usia. Sayangnya, sampai ditemukan cara untuk mengaktifkannya kemabali, kami
harus siap dengan makan lebih banyak salad dan protein tanpa lemak, juga lebih banyak berolahraga di treadmill dibanding rekan-rekan kami yang lebih muda," tambah pria itu.

Riset terbaru di Jepang menemukan
bahwa ada mekanisme yang dapat
dilakukan untuk mnegaktifkan kembali si lemak baik itu. Penemuan mereka bisa menjadi terobosan baru bagi pengobatan penyakit yang berhubungan dengan kegemukan seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta beberapa jenis kanker.

Para peneliti di Jepang mempelajari dua grup tikus. Grup pertama tidak memiliki patelet activating factor receptors (PAFR) sehingga tikus-tikus itu menderita obesitas. Sedang grup kedua adalah tikus-tikus yang normal, mereka memiliki PAFR. Ilmuwan menemukan bahwa kekurangan PAFR menyebabkan
lemak cokelat rusak sehingga aktifitas termogenik berkurang dan tubuh menderita obesitas.

Banyak orang khawatir, menadi gemuk di usia paruh baya membuat penampilan mereka terlihat kurang menarik. Faktanya, tidak hanya kurang menarik, kegemukan di masa tua juga berdampak buruk bagi kesehatan.

Lemak yang menyelimuti organ-organ
vital dikaitkan dengan diabetes dan
penyakit jantung. Sedangkan terlalu
banyak lemak di perut meningkatkan
risiko terjadinya masalah pada jantung.

Tiga atau empat inchi saja lemak di
perut, menjadi pertanda bahwa ada
lemak yang mulai menyelimuti pembuluh arteri. Dan itu merupakan kabar buruk untuk jantung.
Oleh sebab itu, untuk mempertahankan bobot ideal, orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun harus mengonsumsi lebih sedikit kalori setiap hari. Paling
tidak, 200 kalori lebih sedikit dibanding mereka yang lebih muda.

Beberapa cara juga dianggap ampuh
untuk menghindari kegemukan di masa tua. Cara pertama ialah dengan diet rendah lemak tinggi karbohidrat.
Namun cara itu hanya efektif untuk
melangsingkan apabila karbohidrat
yang dikonsumsi berasal dari makanan berserat tinggi bukan berasa dari makanan olahan. Cara lain agar tetap ideal ketika menginjak usia paruh baya dikemukakan oleh Marie Savard. Ia menuturkan agar bobot ideal, orang tua harus berolahraga 30 hingga 45 menit,
setidaknya lima kali dalam satu minggu.

Muamaroh Husnantiya

Riset Medis: 5 Jenis Makanan yang Bisa Picu Kambuhnya MIGRAIN .

Sakit kepala sebelah atau migrain bisa
dipicu oleh berbagai faktor, seperti bau menyengat dan panas. Beberapa
makanan dengan kandungan tertentu
ternyata juga bisa 'memancing'
kambuhnya migrain. Apa saja?

Migrain adalah sakit kepala berdenyut dan seringkali terjadi hanya pada satu sisi kepala. Gejala migrain dapat bervariasi pada masing-masing orang dan juga dapat bervariasi dari satu serangan ke serangan berikutnya.

Dalam kebanyakan kasus, penderita
migrain merasakan sakit berdenyut di
salah satu sisi kepala (kadang-kadang menyebar ke kedua bagian kepala), dan biasanya disertai dengan mual atau muntah. Sebagian kecil penderita juga merasakan aura zigzag, lingkaran cahaya atau penglihatan kabur sebelum
serangan datang.

Meskipun penyebab pasti migrain masih dalam perdebatan, tapi sebagian besar peneliti tampaknya setuju bahwa migrain disebabkan oleh penurunan aliran darah ke sel otak. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang dipicu oleh faktor eksternal tertentu.

Penyebabnya ada berbagai macam,
salah satunya adalah makanan. Berikut :

5 jenis makanan yang bisa memicu
kambuhnya migrain, seperti dikutip dari
Lifemojo, Kamis (9/1/2014):

1. Keju
Keju mengandung asam amino yang
disebut tyramine, yang telah dikaitkan dengan berbagai jenis sakit kepala, terutama migrain. Tyramine terbentuk dari pemecahan protein dalam makanan tertentu. Umumnya, semakin tinggi usia protein makanan, semakin besar konten tyramine.

Karena variasi dalam pengolahan,
fermentasi atau penuaan keju yang
berbeda, jumlah tyramine mungkin
berbeda pada setiap keju. Makanan lain yang tinggi tyramine adalah anggur merah, ikan asap, daging olahan, acar,
kacang tertentu seperti lima, alpukat
dan kacang-kacangan.

2. Makanan mengandung zat aditif
Aditif seperti natrium nitrit atau
natrium nitrat digunakan sebagai
pengawet, pewarna dan aroma dalam
makanan seperti hot dog, bacon, salami, sosis dan daging olahan lainnya.

Aditif ini dapat melebarkan pembuluh
darah menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang. Sakit kepala
disebabkan oleh aditif biasanya
dirasakan di kedua sisi kepala.

3. Makanan yang mengandung
monosodium glutamat (MSG)
Monosodium glutamat adalah aditif
makanan atau penambah rasa yang
ditemukan di kecap, pelunak daging dan banyak makanan kemasan. Sakit kepala yang disebabkan oleh MSG dapat terjadi dalam waktu 20 sampai 30 menit setelah dikonsumsi dan dapat menimbulkan gejala seperti tekanan di dada, pusing, sakit kepala di bagian depan atau sisi kepala, perut tidak nyaman atau sensasi
terbakar di leher, dada atau bahu.

4. Makanan dingin
Makan atau minum sesuatu yang terlalu dingin dapat menyebabkan sakit kepala yang biasanya berlangsung selama kurang dari lima menit. Sebelumnya juga dikenal sebagai 'pembekuan otak' atau
sakit kepala es krim. Rasa sakit pada
sakit kepala jenis ini biasanya dirasakan di tengah dahi.

Lebih dari 90 persen penderita migrain melaporkan kepekaan terhadap es krim dan perlu berhati-hati denganmakanan dan minuman yang dingin.

5. Makanan lain
Beberapa penderita sakit kepala juga
melaporkan makanan lain yang dapat
memicu sakit kepala, seperti bawang,
pisang, buah jeruk, cokelat, aspartam
dan pemanis buatan lainnya.

Beberapa makanan yang menyebabkan migrain biasanya mengandung senyawa kimia yang disebut tiramin. Tiramin adalah komposisi dominan dalam buah
pisang. Oleh karena itu, pisang dianggap pemicu kuat untuk sakit kepala, terutama migrain.
Konsentrasi tinggi tiramin dalam darah pasien migrain bisa menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) pembuluh darah di otak. Selain
itu, orang dengan migrain tampaknya
juga kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk memecah tiramin.

Buah lain yang terkait dengan
peningkatan frekuensi migrain antara lain pepaya, plum merah, kismis, buah ara dan alpukat matang. Sedangkan sayuran yang sering memicu migrain antara lain kacang polong, bawang merah, bawang putih, kacang panjang, buah zaitun, acar dan asinan kubis.

Merry Wahyuningsih

Rabu, 01 Januari 2014

Heaven on earth

Tak terhitung sudah berapa kali ini terjadi ..

Jatuh dan membuatku merasa kecil didunia ini. Kecewa dan membuatku berhenti untuk percaya orang lain. Dikhianati dan membuatku pesimis terhadap cinta. Seperti burung kecil yang baru terbang, dunia menyuruhku untuk belajar semua hal dalam waktu singkat. Aku dipaksa untuk menentukan segala-galanya seorang diri. Tiba-tiba saja, hidup dewasa tidak semenyenangkan dipikiranku selama ini.

Tapi kau selalu siap berdiri dibelakangku ..

Kau tetap menyemangati dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tak putus-putusnya yakin, aku bisa mencapai apapun yang kuinginkan disaat yang lainnya benar-benar meragukanku. Kau membuatku merasa berharga.

Jujur saja, aku lelah berjuang terus. Tapi demi dirimu aku belum akan menyerah dulu. Mungkin aku harus berusaha lebih keras. Mungkin aku harus mencoba sekali lagi - entahlah. Aku tidak akan mengeluh.

Kau membuatku sadar ..

Ternyata sejak awal, aku tak pernah dibiarkan sendirian ..

Hujan dan Teduh

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka.
Dan kebersamaan hanya memperbanyak ruang tertutup.


Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan.
Ya jalanmu, juga jalanku.
Meski diam-diam aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh.
Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan.
Seperti itulah cinta kita.
Seperti menebak langit abu-abu.

Kamu

Kamu adalah jawaban bagi semua pertanyaan


Alasan disemua hal terbaik dalam hidup
Harapan bagi mimpi-mimpi


Kekuatan saat aku sendiri meragukan kemampuanku


Jadi, salahkah jika aku tak ingin siapapun memilikimu ?


Dan, haruskah aku mencintaimu untuk membuktikan keegoisanku ?

Sabtu, 25 Januari 2014

Riset Psikologi: Apa Kata Psikolog soal "Foto Narsis" di Jejaring Sosial?

0 komentar

Selfie atau memotret diri sendiri untuk kemudian mengunggahnya ke jejaring sosial saat ini menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan, istilah selfie kini sudah masuk dalam kamus dan ditempatkan sebagai Oxford English Dictionary's 2013 Word of The Year.

Perilaku narsisme di media sosial ini pun sudah berlaku universal. Tak cuma
masyarakat biasa, kalangan elite seperti presiden, pejabat, dan selebriti pun sudah ketularan perilaku ini. Survei dari Pew Internet & American Life Project menyatakan, 54 persen pengguna internet punya kebiasaan mengunggah potret dirinya ke dalam Facebook, Twitter, atau jejaring sosial lainnya.
Menurut psikolog dan direktur Media
Psychology Research Center, Dr Pamela Rutledge, keinginan memotret, mem- posting , dan mendapatkan "likes" dari situs jejaring sosial merupakan hal yang
wajar pada setiap orang.

“Keinginan ini dipengaruhi rasa kita
pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. Secara biologis, pengakuan sosial merupakan kebutuhan, bahkan ada area
pada otak yang dikhususkan untuk
aktivitas sosial,”  kata Rutledge.

"Wabah" selfie sebetulnya tidak dimulai saat marak penggunaan smartphone. Menurut info BBC, selfie pertama kemungkinan dilakukan di tahun 1800-an menggunakan cermin atau menggunakan self-timer . Selfie kala itu tidak melibatkan obyek tunggal seperti saat ini, tetapi dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga.

Beberapa melakukan ide kreatif,
misalnya dengan menggunakan cermin, untuk mendapatkan gambar terbaik dirinya. Namun dengan teknologi yang kian berkembang, selfie semakin maju hingga tak bisa lagi diprediksi. Gaya yang digunakan semakin beragam baik menggunakan cermin seperti tahun 1800-an, atau membalikkan kamera. Di awal era media sosial, foto dikirim untuk
teman atau demi kesenangan semata.

Efek selfie Menurut pendapat beberapa ahli, selfie ternyata memiliki dampak negatif dan positif. Penelitian di Inggris menyatakan, membagi terlalu banyak foto ke jejaring sosial termasuk foto selfie , berpotensi memperburuk hubungan atau membuat pengunggah foto kurang disukai.

“Peneliti kami menemukan, seseorang
yang secara berkala mem- posting foto miliknya di media sosial berisiko
membahayakan hubungannya di
kehidupan nyata,”  kata pimpinan riset Dr David Houghton.

Hal ini menurut Houghton dikarenakan tidak semua
orang berhubungan baik dengan orang yang mem- posting foto personalnya.

Beberapa ahli menyatakan, mem-
posting foto di jejaring sosial termasuk foto selfie , bisa memengaruhi karakter dan tingkah laku orang dewasa. Misalnya untuk narsis, yang ditemukan pada beberapa selfie, obyek dalam keadaan bersenang-senang. Meski
begitu, peneliti menganggap selfie bisa
menimbulkan kesan kesendirian yang
amat dalam pada obyek foto.
Bagaimanapun, sejumlah psikolog
berpendapat, selfie tak sepenuhnya
hanya menguntungkan diri sendiri.
Psikolog Peggy Drexler menganggap,
selfie bisa menguntungkan banyak
orang bila digunakan dengan tepat.
Misalnya foto seusai menjalankan
kebiasaan hidup sehat dibanding
sebelumnya.
Dengan kata lain, orang yang kerap
selfie bisa berperan sebagai penyebar
pesan positif dan artistik ke populasi
yang lebih luas, seperti halnya seorang fotografer. Dengan hal itu pula, selfie dapat dibedakan dari cara pria dan wanita mengambil foto.

Menurut Rutledge, bila dilakukan dengan benar, selfie bisa menjadi cara mengeksplorasi kepercayaan diri. “Saya percaya selfie bisa memberi dukungan pada orang dengan cara berbeda. Pada wanita misalnya, ketika dia merasa terpuruk, selfie membantu mereka melihat keadaan tersebut sebagai sesuatu yang normal, sama halnya pada pria,” ujarnya.

Secara umum Rutledge mengatakan,
selfie intinya adalah menciptakan
keseimbangan dan membuka pikiran kita untuk mengerti. Menurut Rutledge, ada sisi menguntungkan yang diperoleh bila melakukan selfie dengan benar. Bila merasa lebih baik dengan selfie , tentu hal ini baik untuk memperbaiki kondisi psikologis seseorang.

Sumber :
www.huffingtonpost.com

Riset Medis: Ini Sebabnya Orang yang Makin Tua Semakin Mudah Gemuk.

0 komentar

Menjadi gemuk ketika menginjak usia
paruh baya bagaikan kutukan bagi
mayoritas orang. Banyak pria dan
wanita yang menjadi semakin gemuk
seiring dengan pertambahan usia.
Padahal, dulunya mereka memiliki tubuh ideal ketika masih muda. Apa sebabnya?

Para ilmuwan mengatakan, tinggal satu langkah lagi bagi mereka untuk dapat menguak misteri tersebut. Mereka percaya, semakin mudah gemuk ketika dewasa disebabkan karena ada jenis lemak yang mejadi kurang aktif seiring dengan pertambahan usia seseorang.

Ada dua jenis lemak yang ada di dalam tubuh. Jenis pertama yakni lemak putih yang bersifat jahat. Lemak tersebut menumpuk pada tubuh karena terlalu banyak makan dan mengendap di perut dan paha. Jenis kedua yakni lemak cokelat yang baik. Lemak cokelat meningkatkan metabolisme dan menghasilkan panas sehingga lemak putih yang jahat bisa berkurang.

Bayi memiliki lemak cokelat di sekitar
bahu mereka, berfungsi membantu
mempertahankan suhu tubuh setelah
kelahiran. Sampai sebelum ini, para
ilmuwan mengira lemak tersebut
perlahan menghilang selama masa
pertumbuhan karena tidak lagi
diperlukan tubuh. Padahal lemak itu
terus ada bahkan ketika seseorang
telah dewasa, dan wanita memiliki lebih banyak lemak cokelat dibanding pria.

Sebuah studi terbaru di Jepang
menemukan bahwa semakin tua usia
seseorang, aktivitas termogenik atau
produksi panas dari lemak cokelat mulai berkurang. Lemak baik tersebut menjadi kurang aktif sehingga lebih sedikit membakar lemak jahat. Itulah mengapa orang yang lebih dewasa rentan terkena kegemukan dibanding para pemuda.

"Adalah keluhan biasa, ketika orang tua harus berusaha dua kali lebih keras dalam diet dan olahraga untuk
mendapatkan setengah dari hasil yang diperoleh mereka yang lebih muda," ungkap Dr Gerald Weissmann, kepala
editor FASEB Journal. Demikian disadur
dari Daily Mail, Kamis (9/1/2014).

Semakin gemuk seiring bertambahnya
usia bukan merupakan sebuah
keniscayaan. Orang masih bisa memiliki bobot ideal meski usinya telah lanjut.
Untuk menyiasati kurang aktifnya
lemak cokelat, orang yang lebih tua
harus mengonsumsi lebih banyak sayur, mengurangi lemak, memperbanyak konsumsi portein tanpa lemak, juga memperbanyak olahraga.

"Kini kami lebih mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Ternyata lemak cokelat berhenti bekerja seiring pertambahan usia. Sayangnya, sampai ditemukan cara untuk mengaktifkannya kemabali, kami
harus siap dengan makan lebih banyak salad dan protein tanpa lemak, juga lebih banyak berolahraga di treadmill dibanding rekan-rekan kami yang lebih muda," tambah pria itu.

Riset terbaru di Jepang menemukan
bahwa ada mekanisme yang dapat
dilakukan untuk mnegaktifkan kembali si lemak baik itu. Penemuan mereka bisa menjadi terobosan baru bagi pengobatan penyakit yang berhubungan dengan kegemukan seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta beberapa jenis kanker.

Para peneliti di Jepang mempelajari dua grup tikus. Grup pertama tidak memiliki patelet activating factor receptors (PAFR) sehingga tikus-tikus itu menderita obesitas. Sedang grup kedua adalah tikus-tikus yang normal, mereka memiliki PAFR. Ilmuwan menemukan bahwa kekurangan PAFR menyebabkan
lemak cokelat rusak sehingga aktifitas termogenik berkurang dan tubuh menderita obesitas.

Banyak orang khawatir, menadi gemuk di usia paruh baya membuat penampilan mereka terlihat kurang menarik. Faktanya, tidak hanya kurang menarik, kegemukan di masa tua juga berdampak buruk bagi kesehatan.

Lemak yang menyelimuti organ-organ
vital dikaitkan dengan diabetes dan
penyakit jantung. Sedangkan terlalu
banyak lemak di perut meningkatkan
risiko terjadinya masalah pada jantung.

Tiga atau empat inchi saja lemak di
perut, menjadi pertanda bahwa ada
lemak yang mulai menyelimuti pembuluh arteri. Dan itu merupakan kabar buruk untuk jantung.
Oleh sebab itu, untuk mempertahankan bobot ideal, orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun harus mengonsumsi lebih sedikit kalori setiap hari. Paling
tidak, 200 kalori lebih sedikit dibanding mereka yang lebih muda.

Beberapa cara juga dianggap ampuh
untuk menghindari kegemukan di masa tua. Cara pertama ialah dengan diet rendah lemak tinggi karbohidrat.
Namun cara itu hanya efektif untuk
melangsingkan apabila karbohidrat
yang dikonsumsi berasal dari makanan berserat tinggi bukan berasa dari makanan olahan. Cara lain agar tetap ideal ketika menginjak usia paruh baya dikemukakan oleh Marie Savard. Ia menuturkan agar bobot ideal, orang tua harus berolahraga 30 hingga 45 menit,
setidaknya lima kali dalam satu minggu.

Muamaroh Husnantiya

Riset Medis: 5 Jenis Makanan yang Bisa Picu Kambuhnya MIGRAIN .

0 komentar

Sakit kepala sebelah atau migrain bisa
dipicu oleh berbagai faktor, seperti bau menyengat dan panas. Beberapa
makanan dengan kandungan tertentu
ternyata juga bisa 'memancing'
kambuhnya migrain. Apa saja?

Migrain adalah sakit kepala berdenyut dan seringkali terjadi hanya pada satu sisi kepala. Gejala migrain dapat bervariasi pada masing-masing orang dan juga dapat bervariasi dari satu serangan ke serangan berikutnya.

Dalam kebanyakan kasus, penderita
migrain merasakan sakit berdenyut di
salah satu sisi kepala (kadang-kadang menyebar ke kedua bagian kepala), dan biasanya disertai dengan mual atau muntah. Sebagian kecil penderita juga merasakan aura zigzag, lingkaran cahaya atau penglihatan kabur sebelum
serangan datang.

Meskipun penyebab pasti migrain masih dalam perdebatan, tapi sebagian besar peneliti tampaknya setuju bahwa migrain disebabkan oleh penurunan aliran darah ke sel otak. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang dipicu oleh faktor eksternal tertentu.

Penyebabnya ada berbagai macam,
salah satunya adalah makanan. Berikut :

5 jenis makanan yang bisa memicu
kambuhnya migrain, seperti dikutip dari
Lifemojo, Kamis (9/1/2014):

1. Keju
Keju mengandung asam amino yang
disebut tyramine, yang telah dikaitkan dengan berbagai jenis sakit kepala, terutama migrain. Tyramine terbentuk dari pemecahan protein dalam makanan tertentu. Umumnya, semakin tinggi usia protein makanan, semakin besar konten tyramine.

Karena variasi dalam pengolahan,
fermentasi atau penuaan keju yang
berbeda, jumlah tyramine mungkin
berbeda pada setiap keju. Makanan lain yang tinggi tyramine adalah anggur merah, ikan asap, daging olahan, acar,
kacang tertentu seperti lima, alpukat
dan kacang-kacangan.

2. Makanan mengandung zat aditif
Aditif seperti natrium nitrit atau
natrium nitrat digunakan sebagai
pengawet, pewarna dan aroma dalam
makanan seperti hot dog, bacon, salami, sosis dan daging olahan lainnya.

Aditif ini dapat melebarkan pembuluh
darah menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang. Sakit kepala
disebabkan oleh aditif biasanya
dirasakan di kedua sisi kepala.

3. Makanan yang mengandung
monosodium glutamat (MSG)
Monosodium glutamat adalah aditif
makanan atau penambah rasa yang
ditemukan di kecap, pelunak daging dan banyak makanan kemasan. Sakit kepala yang disebabkan oleh MSG dapat terjadi dalam waktu 20 sampai 30 menit setelah dikonsumsi dan dapat menimbulkan gejala seperti tekanan di dada, pusing, sakit kepala di bagian depan atau sisi kepala, perut tidak nyaman atau sensasi
terbakar di leher, dada atau bahu.

4. Makanan dingin
Makan atau minum sesuatu yang terlalu dingin dapat menyebabkan sakit kepala yang biasanya berlangsung selama kurang dari lima menit. Sebelumnya juga dikenal sebagai 'pembekuan otak' atau
sakit kepala es krim. Rasa sakit pada
sakit kepala jenis ini biasanya dirasakan di tengah dahi.

Lebih dari 90 persen penderita migrain melaporkan kepekaan terhadap es krim dan perlu berhati-hati denganmakanan dan minuman yang dingin.

5. Makanan lain
Beberapa penderita sakit kepala juga
melaporkan makanan lain yang dapat
memicu sakit kepala, seperti bawang,
pisang, buah jeruk, cokelat, aspartam
dan pemanis buatan lainnya.

Beberapa makanan yang menyebabkan migrain biasanya mengandung senyawa kimia yang disebut tiramin. Tiramin adalah komposisi dominan dalam buah
pisang. Oleh karena itu, pisang dianggap pemicu kuat untuk sakit kepala, terutama migrain.
Konsentrasi tinggi tiramin dalam darah pasien migrain bisa menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) pembuluh darah di otak. Selain
itu, orang dengan migrain tampaknya
juga kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk memecah tiramin.

Buah lain yang terkait dengan
peningkatan frekuensi migrain antara lain pepaya, plum merah, kismis, buah ara dan alpukat matang. Sedangkan sayuran yang sering memicu migrain antara lain kacang polong, bawang merah, bawang putih, kacang panjang, buah zaitun, acar dan asinan kubis.

Merry Wahyuningsih

Rabu, 01 Januari 2014

Heaven on earth

0 komentar

Tak terhitung sudah berapa kali ini terjadi ..

Jatuh dan membuatku merasa kecil didunia ini. Kecewa dan membuatku berhenti untuk percaya orang lain. Dikhianati dan membuatku pesimis terhadap cinta. Seperti burung kecil yang baru terbang, dunia menyuruhku untuk belajar semua hal dalam waktu singkat. Aku dipaksa untuk menentukan segala-galanya seorang diri. Tiba-tiba saja, hidup dewasa tidak semenyenangkan dipikiranku selama ini.

Tapi kau selalu siap berdiri dibelakangku ..

Kau tetap menyemangati dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tak putus-putusnya yakin, aku bisa mencapai apapun yang kuinginkan disaat yang lainnya benar-benar meragukanku. Kau membuatku merasa berharga.

Jujur saja, aku lelah berjuang terus. Tapi demi dirimu aku belum akan menyerah dulu. Mungkin aku harus berusaha lebih keras. Mungkin aku harus mencoba sekali lagi - entahlah. Aku tidak akan mengeluh.

Kau membuatku sadar ..

Ternyata sejak awal, aku tak pernah dibiarkan sendirian ..

Hujan dan Teduh

0 komentar

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka.
Dan kebersamaan hanya memperbanyak ruang tertutup.


Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan.
Ya jalanmu, juga jalanku.
Meski diam-diam aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh.
Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan.
Seperti itulah cinta kita.
Seperti menebak langit abu-abu.

Kamu

0 komentar

Kamu adalah jawaban bagi semua pertanyaan


Alasan disemua hal terbaik dalam hidup
Harapan bagi mimpi-mimpi


Kekuatan saat aku sendiri meragukan kemampuanku


Jadi, salahkah jika aku tak ingin siapapun memilikimu ?


Dan, haruskah aku mencintaimu untuk membuktikan keegoisanku ?