Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang
menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen
sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan
skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut
lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan
lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha
dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor
primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur
produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor
primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan
struktur produksi dapat terjadi karena :
·
Sifat
manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah
dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak
barang-barang industri
·
Perubahan
teknologi yang terus-menerus, dan
·
Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi
barang-barang industri.
Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang
ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan
semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau
kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer
menuju sektor sekunder.
1.
Pendapatan
Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu
tahun.
A.
Sejarah
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada
tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut
tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP),
yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara
yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
B.
Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
·
Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
·
Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri,
tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah negara tersebut.
·
Produk
Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah
GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski
yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin
saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
·
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang
pajak tidak
langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak
hadiah, dll.
·
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer
payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang,
bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
·
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh
wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
C.
Perhitungan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
·
Pendekatan
pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
·
Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu.
Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang
jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
·
Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran
investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor
(X − M).
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
D.
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu
negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan
nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan
menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat
digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian,
atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan
negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya.
E.
Faktor Yang Mempengaruhi
·
Permintaan dan
penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai
dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
·
Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk
memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi,
pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
·
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
·
Distribusi Pendapatan Nasional
& Kemiskinan
Kemiskinan, Distribusi Pendapatan, Masalah
Kemiskinan, dan Ketimpangan.
2.
Pertumbuhan versus
Pemerataan
Simon Kuznets (1955) membuat hipotesis adanya kurva U
terbalik (inverted U curve) bahwa mula-mula ketika pembangunan dimulai, distribusi
pendapatan akan makin tidak merata, namun setelah mencapai suatu tingkat
pembangunan tertentu, distribusi pendapatan makin merata.
Indikator
Distribusi Pendapatan :
·
Distribusi Ukuran
(Distribusi Pendapatan Perorangan)
·
Kurva Lorenz
·
Koefisien Gini
Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau
distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indikator
yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung
menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah
tangga.
Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau bidang
kegiatan yang menjadi sumber penghasilan (pertanian, industri, perdagangan, dan
jasa) juga diabaikan.
Bila si X dan si Y masing-masing menerima pendapatan yang sama per
tahunnya, maka kedua orang tersebut langsung dimasukkan ke dalam satu kelompok
atau satu kategori penghasilan yang sama, tanpa mempersoalkan bahwa si X
memperoleh uangnya dari membanting tulang selama 15 jam sehari, sedangkan si Y
hanya ongkang-ongkang kaki menunggu bunga harta warisan yang didepositokannya.
Indikator yang memperlihatkan tingkat ketimpangan atau pemerataan
distribusi pendapatan diperoleh dari kolom 3, yaitu perbandingan antara
pendapatan yang diterima oleh 40 persen anggota kelompok bawah (mewakili
lapisan penduduk termiskin) dan 20 persen anggota kelompok atas (lapisan
penduduk terkaya).
Rasio inilah yang sering dipakai sebagai ukuran tingkat ketidakmerataan
antara dua kelompok ekstrem, yaitu kelompok yang sangat miskin dan kelompok
yang sangat kaya di dalam suatu negara. Rasio ketidakmerataan dalam contoh di
atas adalah 14 dibagi dengan 51, atau sekitar 1 berbanding 3,7 atau 0,28.
3.
Kurva Lorenz
a)
Sumbu horisontal
menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase kumulatif. Misalnya,
pada titik 20 kita mendapati populasi atau kelompok terendah (penduduk yang
paling miskin) yang jumlahnya meliputi 20 persen dari jumlah total penduduk.
Pada titik 60 terdapat 60 persen kelompok bawah, demikian seterusnya sampai
pada sumbu yang paling ujung yang meliputi 100 persen atau seluruh populasi
atau jumlah penduduk.
b)
Sumbu vertikal
menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing
persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu tersebut juga berakhir
pada titik 100 persen, sehingga kedua sumbu (vertikal dan horisontal) sama
panjangnya.
c)
Setiap titik yang
terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah penerimanya
(persentase penduduk yang menerima pendapatan itu terdapat total penduduk atau
populasi). Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50 persen
pendapatan yang tepat didistribusikan untuk 50 persen dari jumlah penduduk.
d)
Semakin tinggi
derajat ketidakmerataan, kurva Lorenz akan semakin melengkung (cembung) dan
semakin mendekati sumbu horizontal sebelah bawah.
·
Figur (a):
Distribusi pendapatan yang relatif merata
(ketimpangannya tidak parah).
(ketimpangannya tidak parah).
·
Figur (b):
Distribusi pendapatan yang relatif tidak merata
(ketimpangannya parah)
(ketimpangannya parah)
Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan
a)
Pengukuran tingkat
ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relatif sangat sederhana pada
suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak
antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana
kurva Lorenz itu berada.
b)
Pada Figur 5-6,
rasio yang dimaksud adalah rasio atau perbandingan bidang A terhadap total
segitiga BCD. Rasio inilah yang dikenal sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini
concentration ratio) yang seringkali disingkat dengan istilah koefisien Gini
(Gini coefficient).
c)
Istilah tersebut
diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya
pada tahun 1912.
Koefisien Gini dan
Ukuran Ketimpangan Agregat
a)
Pengukuran tingkat
ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relatif sangat sederhana pada
suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak
antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di
mana kurva Lorenz itu berada.
b)
Pada Figur 5-6,
rasio yang dimaksud adalah rasio atau perbandingan bidang A terhadap total
segitiga BCD. Rasio inilah yang dikenal sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini
concentration ratio) yang seringkali disingkat dengan istilah koefisien Gini
(Gini coefficient).
c)
Istilah tersebut
diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya
pada tahun 1912.
d)
Koefisien Gini
adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan (pendapatan/ kesejahteraan)
agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
e)
Angka ketimpangan
untuk negara-negara yang ketimpangan pendapatan di kalangan penduduknya dikenal
tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70.
f)
Untuk negara-negara
yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling baik (paling merata),
berkisar antara 0,20 sampai 0,35.
Sumber :
http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/04/15/struktur-produksi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional