Kamis, 14 Mei 2015

Teruntuk Sahabat Kecilku, dengan Fase Barumu

Aku teringat pada 16 tahun yang lalu. Kala itu, setiap jam istirahat sanggar tari kita selalu sibuk mencari tutup botol hanya untuk melihat "kata" dibalik tutup botol tersebut. Kita saling berbagi untuk melihat, kemudian kita tertawa. Tanpa aku sadari, sesederhana itukah rasanya melepas tawa denganmu tentang hal kecil sekalipun.

Lalu masih teringat jelas pula, masa dimana saat aku harus pindah rumah dengan lingkungan yang baru. Merasa tak ada lagi teman tertawa dikala malam, atau sekedar teman berbagi cerita. Dan aku mulai merasa kehilangan seorang sahabat yang dari kecil hingga tumbuh dewasa selalu bersama.

Masuk perguruan tinggi, aku mulai menemukan kembali sahabat kecilku yang dulu. Entah bagaimana sesibuk apapun kegiatan masing-masing, kita selalu berusaha meluangkan waktu untuk sesekali bertemu, jalan bersama, atau sekedar mencari makan kemudian bercerita dari hal penting, tidak penting, hingga hal serius. Meskipun dari sekolah dasar hingga duduk dibangku kuliah pun kita dilembaga yang tak pernah sama. Namun, seperti "tak ada teman lain"  teman yang seperti saudara sendiri, yang dari kecil selalu ada dikala susah maupun senang.

Rasanya baru saja kemarin, kita bermain petak umpet bersama, bermain ibu-ibuan bersama, bermain masak-masakan bersama, namun semuanya tak lagi sama ketika kabar bahagia itu datang. Kabar dimana aku mendengar ada seorang lelaki yang siap menjadi imam untuk masa depanmu. Lelaki yang tak hanya berjalan didepanmu menjadi pemimpin, yang tak hanya berjalan dibelakangmu menjadi pengikut, melainkan lelaki yang siap berjalan bersama-sama disampingmu hingga maut memisahkan.

Mungkin tak hanya mama, papa dan keluargamu yang kaget mendengar keputusan mantapmu saat itu. Aku pun begitu. Karena aku tau betul perjalanan hidupmu, bahagiamu, hingga dukamu dari kecil.

Kau tau sahabatku, sedih bercampur senang yang aku rasa. Waktu berjalan begitu cepat tanpa disadari, sedih memang rasanya karena mungkin waktumu tak lagi sama. Namun aku bahagia, bahagia melihatmu yakin mengambil keputusan untuk menjadi wanita yang lebih matang, dan siap menjalani bahtera rumah tangga dengan keluarga kecilmu kelak.

Untukmu sahabatku, Karlina Dwie Putri, tinggal beberapa jam lagi menuju fase hidup barumu. Aku turut bahagia, selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Karena aku yakin ini yang terbaik bagimu. Selamat berbahagia.. Selamat belajar.. Selamat berjuang.. Selamat menempuh surgaNya bersama imam pilihanmu. Menjadi keluarga yang selalu diberkahi penuh kebahagiaan. Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 14 Mei 2015

Teruntuk Sahabat Kecilku, dengan Fase Barumu


Aku teringat pada 16 tahun yang lalu. Kala itu, setiap jam istirahat sanggar tari kita selalu sibuk mencari tutup botol hanya untuk melihat "kata" dibalik tutup botol tersebut. Kita saling berbagi untuk melihat, kemudian kita tertawa. Tanpa aku sadari, sesederhana itukah rasanya melepas tawa denganmu tentang hal kecil sekalipun.

Lalu masih teringat jelas pula, masa dimana saat aku harus pindah rumah dengan lingkungan yang baru. Merasa tak ada lagi teman tertawa dikala malam, atau sekedar teman berbagi cerita. Dan aku mulai merasa kehilangan seorang sahabat yang dari kecil hingga tumbuh dewasa selalu bersama.

Masuk perguruan tinggi, aku mulai menemukan kembali sahabat kecilku yang dulu. Entah bagaimana sesibuk apapun kegiatan masing-masing, kita selalu berusaha meluangkan waktu untuk sesekali bertemu, jalan bersama, atau sekedar mencari makan kemudian bercerita dari hal penting, tidak penting, hingga hal serius. Meskipun dari sekolah dasar hingga duduk dibangku kuliah pun kita dilembaga yang tak pernah sama. Namun, seperti "tak ada teman lain"  teman yang seperti saudara sendiri, yang dari kecil selalu ada dikala susah maupun senang.

Rasanya baru saja kemarin, kita bermain petak umpet bersama, bermain ibu-ibuan bersama, bermain masak-masakan bersama, namun semuanya tak lagi sama ketika kabar bahagia itu datang. Kabar dimana aku mendengar ada seorang lelaki yang siap menjadi imam untuk masa depanmu. Lelaki yang tak hanya berjalan didepanmu menjadi pemimpin, yang tak hanya berjalan dibelakangmu menjadi pengikut, melainkan lelaki yang siap berjalan bersama-sama disampingmu hingga maut memisahkan.

Mungkin tak hanya mama, papa dan keluargamu yang kaget mendengar keputusan mantapmu saat itu. Aku pun begitu. Karena aku tau betul perjalanan hidupmu, bahagiamu, hingga dukamu dari kecil.

Kau tau sahabatku, sedih bercampur senang yang aku rasa. Waktu berjalan begitu cepat tanpa disadari, sedih memang rasanya karena mungkin waktumu tak lagi sama. Namun aku bahagia, bahagia melihatmu yakin mengambil keputusan untuk menjadi wanita yang lebih matang, dan siap menjalani bahtera rumah tangga dengan keluarga kecilmu kelak.

Untukmu sahabatku, Karlina Dwie Putri, tinggal beberapa jam lagi menuju fase hidup barumu. Aku turut bahagia, selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Karena aku yakin ini yang terbaik bagimu. Selamat berbahagia.. Selamat belajar.. Selamat berjuang.. Selamat menempuh surgaNya bersama imam pilihanmu. Menjadi keluarga yang selalu diberkahi penuh kebahagiaan. Aamiin

0 komentar on "Teruntuk Sahabat Kecilku, dengan Fase Barumu"

Posting Komentar